Sunday, February 12, 2012

Nao The Taxi Driver

Nao The Taxi Driver

Artist : Alice Nine, The Gazette

Pairings : ToraxPon, AoixUruha, ReitaxRuki, SagaxShou

Age : 17+

Halooo semuaaa~ perkenalkan namaku Nao. Hari ini karena adikku sakit aku harus menggantikannya menyupir taksi. Perkerjaan adikku adalah supir taksi. Tapi dia selalu bilang tidak buruk menjadi supir taksi karna bisa dapat pengalaman unik dan aneh. Aku harap hari ini aku bisa menjadi supir taksi yang baik dan bisa dibanggakan adikku.

Aku dapat shift malam. Karna tadi siang adikku masih menyupir. “Nao-niichan tolong gantikan aku malam ini ya. Aku benar2 tidak enak badan.” Kata adikku lemah. “tenang saja dek! Akan ku setorkan uang yang banyak! Hehe..” Ujarku sambil membaringkannya di tempat tidur. Dia mengangguk lemah. Kasihan sekali adikku ini.

Aku langsung mengambil kunci taksi dan mengendarainya kesebuah pangkalan taksi di tengah kota. Aku lihat kanan dan kiri kali saja ada penumpang. Tapi tak ada yang melambaikan tangannya kearahku. Aku jadi mangkal di pangkalan taksi. Lalu tiba2 seorang pria tua yang gendut berteriak kearahku “HEI! JANGAN MANGKAL DISINI! DI TEMPAT LAIN SAJA! SUDAH SUSAH2 MENEMUKAN TEMPAT INI MALAH KAU PAKAI! PERGI DARI SINI!” Bapak tua itu berteriak keras. Aku langsung tancap gas pergi jauh2 dari situ.

Aku berjalan agak pelan mencari penumpang yang beruntung yang bisa aku antarkan ketujuan. Akhirnya ku melihat dua orang lelaki melambaikan tangannya kearahku. 1 orang yang memakai jaket kulit berwarna coklat dan lebih pendek dari yang satu. Sedangkan yang satu yang lebih tinggi memakai jas blazer hitam dengan dalaman kaos berwarna biru. Keduanya memakai celana jeans. Mereka memasuki taksiku. “Selamat malam tuan. Ingin diantar kemana?” tanyaku ramah. “tolong antar kami ke Shinjuku.” Jawab orang yang memakai jaket kulit coklat. Mereka langsung mengecek handphone mereka. Lalu lelaki yang memakai blazer hitam berkata “Hei Aki. Siapa yang akan kita bunuh malam ini?” mendengar apa yang diakatakan si blazer hitam aku kaget ku curi pandang dari spion dalam. Lelaki yang dipanggil Aki itu tersenyum dan menjawab “Dia adalah anak dari direktur PT Lucky star, tidak terbayang kejatuhan PT Lucky Star kalau anak semata wayangnya mati. Tapi kita benar2 harus waspada Tora, atau tidak malah kita yang terbunuh.” Pembicaraan mereka benar2 bikin merinding. Si blazer hitam itu namanya Tora ya.

Aki memejamkan matanya. Tora bermain dengan handphone nya. Sampai akhirnya hp tora berdering. “AKIII! GAWAT! INI HIROTO!” Tora berteriak mengagetkan Aki dan aku. Aki tidak kalah shock, mukanya kaget setengah mati. “Bagaimana ini! Lalu apa?! Angkat saja!” Aki berteriak histeris. “Halo pon sayang. Ada apa?” Tora menjawab telpon itu. Terdengar suara dari hp Tora. “Kau! Kau kemana saja sayang?! Aku menunggumu dirumah sudah lebih dari 2 jam!” muka tora langsung tegang. “Tenang sayang, habis ini aku pulang.” Jawab Tora mencoba santai. Orang yang bernama Hiroto itu menjawab dari balik telepon. “A..a.h ya..ng..be..ar! h..lo? h..lo? sa…ang? Krrskskrkkskkskrks..” tiba2 tidak ada suara. Tora dan Aki bertatapan. “AAAH TIDAK ADA SINYAAAL! BAGAIMANA INI?” Tora panic. Dia goyang2kan hapenya. Tapi tidak dapat balasan dari suara Hiroto. Lalu tiba2 Tora menodongkan pistol kearahku yang daritadi dia sembunyikan di balik blazer nya.”Cari tempat yang ada sinyalnya! Sekarang!” tora menyuruhku mencari tempat yang bersinyal. Secepat mungkin aku kendarai taksiku ke arah pemancar radio. Tora tetap menodongkan pistolnya ke kepalaku. Aku benar2 akan pipis dicelana! Aku benar2 ketakutan! Dan akhirnya ada sedikit suara dari hp Tora. “Sayang?! Kau masih bermain2 denganku hah!?” suara Hiroto terdengar jelas. “Ah tentu tidak sayang. Tunggu aku pulang yaa..” Tora menjawab dengan tersenggal-senggal. “Padahal aku menunggumu dari tadi.” Suara Hiroto terdengar lagi. “Apa kau tidak mau melanjutkan yang tadi pagi? Kau belum puas kan?” Hiroto berkata lebih lembut lagi. Kulihat muka Tora memerah. “Ahaa..iya sayang, aku segera pulang. Tunggu aku ya.” Tora berkata dan menutup telponnya. Aki memandangnya. “Capek ya?” Tanya Aki. Dan tora membalas hanya dengan senyuman. “Walaupun begitu aku sangat menyayanginya.” Tora berkata mantap.

Aku mengerti! Walaupun si Tora ini adalah pembunuh. Tapi dia masih memiliki hati. Paling tidak hati untuk si Hiroto. Kami sudah sampai di Shinjuku. Mereka turun dengan cepat, Tora melemparkan uang kearahku. 3x lebih banyak daripada yang tertera di argo. Aku mengucapkan terimakasih dan sampai jumpa. Kulihat setumpuk uang dari mereka. Mungkin ini uang tutup mulut juga. Tapi sudah aku beberkan ke kalian kan. Jadi apa boleh buat. Hehe..

Selanjutnya aku berjalan pelan mencari penumpang lain. Pelan, pelan lalu ku melihat anak kecil atau mungkin lelaki bertubuh kecil yang dipegangi pergelangan tangannya oleh ayahnya atau kakaknya. Kakak atau ayahnya itu memakai noseband. Si noseband itu melambaikan tangannya dan mereka masuk ke taksiku. “Tolong antar kami ke Istana Negara.” Noseband itu berkata. Aku menjawab baik! Dan membawa mereka ke istana Negara. Wah ini pasti orang penting! Tujuan mereka istana Negara gitu looooh! Aku melihat dari spion dalam. Loooh? Itu seperti pangeran Ruki? Jangan2 ini memang pangeran Ruki. Pangeran yang kabur dari istana selama sudah kurang lebih 1 minggu. “Aku tidak mau pulang Reita!” pangeran Ruki berteriak ke si Noseband bernama Reita itu. “Kenapa? Tugasku membawamu pulang pangeran.” Reita menjawab. Ruki tetap bilang tidak tapi Reita juga tetap bilang iya dan harus. “Hei pak supir! Hentikan mobil ini!” pangeran Ruki membentakku. Tentu saja aku berhenti “Jangan berhenti pak supir! Terus jalan!”Orang yang bernama Reita itu bilang jalan tentu saja aku jalan. “Berhenti!” ckiiit.. “Jalan!” ngreeng. Dan itu berulang2 sampai aku menjadi pusing karna jalan berhenti jalan berhenti jalan berhenti jalan berhenti terus. Dan kayaknya penumpangku juga pusing.

Reita tiba2 memeluk pangeran Ruki. “Yang aku ingin terus bersamamu sampai akhir hayat. Ijinkan aku untuk selalu menjagamu pangeran.” Ujar Reita jelas. Aku juga shock banget jadinya. “Jangan bohongi aku. Itu memang tugasmu sebagai pesuruh ibu dan ayah kan!” pangeran Ruki membalas. Reita mengeratkan pelukannya “Aku sungguh mencintaimu Ruki. Bukan orang lain. Mungkin aku tidak tahu diri aku Cuma pesuruh raja dan ratu tapi aku sungguh mencintaimu!” Reita melanjutkan perkataannya. Ruki terdiam memandang tidak percaya. “Aku juga sangat tertarik dari awal padamu, aku kira kalau aku kabur kamu akan hidup bersamaku diluar. Tidak memandang statusku sebagai pangeran. Aku sangat merasa senang kau berkata seperti ini padaku Reita.” Ruki membalas perasaan dan perkataan Reita. Aku terus jalan sambil terharu. Benar-benar terasa seperti nonton drama. Lalu Reita mendekatkan bibirnya ke bibir Ruki. Mereka berciuman dan berpelukan. Lalu Ruki tertidur di pelukan Reita dan akhirnya mereka tertidur. Ku melaju pelan agar mereka tidak terbangun dan terus melaju hingga istana Negara.

Sesampainya di istana Negara tentu saja aku dihadang banyak orang berlaras panjang. Aku shock dan aku ketakutan. Lalu kulihat reita sudah terbangun. “Maaf, akan kuselesaikan.” Ujar Reita membuatku nyaman. “Hei! Ternyaata ini Reita dan pangeran!” seorang serdadu berteriak ke serdadu lain. “Pangeran sudah bersamaku. Aku akan segera turun.” Reita berkata meyakinkan serdadu itu. “Baiklah. Tapi ada apa dengan jaguar mu? Kenapa pulang pakai taksi?” serdadu itu bertanya heran. Sebenarnya itu pertanyaan bagus karna aku juga tidak tahu kenapa pangeran dan bodyguardnya bisa naik taksi. “jaguarku rusak. Pangeran menghancurkan mesin2 didalamnya. Haha dia memang usil.” Reita menjawab ramah. Serdadu itu mengangguk “akan kami urus jaguar mu itu. Sekarang lebih baik membawa pangeran ke kamarnya.” Ujar si serdadu dan tersenyum padaku. Aku melihat para serdadu kembali ke posnya masing2 dan aku melihat Reita mengeluarkan uang. “Ini pak uangnya. Dan ini kartu namaku. Kalau ada apa2 bilang saja padaku.” Reita membayar 10x lebih banyak dari argo dan dia berkata seperti itu. Tentu saja aku senang sekali, namun aku tidak enak menerima uang dan kebaikannya itu. “Tapi tuan…” aku belum selesai bicara si Reita sudah bicara “Anggap saja imbalan sudah menjadi saksi mata perasaanku dan hubunganku dengan Ruki.” Reita tersenyum dan menggendong Ruki ala bridal style kedalam istana yang megah. Sungguh pemandangan yang indah.

Wah sudah seharusnya aku pulang karena uang yang kuterima sudah banyak. Lalu aku berjalan pulang lewat tol. Ku setel musik2 yang enak. Lalu kulihat dua orang melambaikan tangannya padaku. 2 orang yang tinggi. Yang satu sangat keren yang satu sangat cantik. Tapi ku yakin mereka berdua adalah laki-laki. Mereka mencegatku ya? Tapi ini kan tol! Walaupun begitu aku berhenti. “Bisa bawa kami ke stasiun pak?” Tanya si keren. “Bisa sih…yasudah masuk saja dulu.” Jawabku. Si cantik masuk dan si keren mengikuti dengan membawa tas besar. Kulihat ada pagar menuju perumahan di balik tol ini. Mungkin mereka orang perumahan itu kali ya lalu nyasar sampai ke tol.

Si cantik memandang si keren. Si keren menatap jendela dan mengetuk ketuk jarinya ke pahanya. “Aoi sayang. Apa yang kau pikirkan?” si cantik memanggil si keren Aoi. Aoi tersadar dari lamunannya. “Eehm. Aku kira kau tahu perbuatan ini. Hem sangat berat kalau kita melakukan ini.” Aoi berkata kaku. Si cantik melipat tangannya. “kita lakukan ini dengan persetujuan! Aku tidak mau kamu plinplan seperti ini! Kau tahu kan ini uang untuk kita menikah nanti!” si cantik terlihat emosi aku tetap berjalan menuju stasiun dengan sedikit deg-degan. “Uruha. Kita tidak harus mencuri, aku bisa kerja keras untuk kita menikah nanti percayalah.” Aoi menggenggam tangan si cantik bernama Uruha itu. Tapi mereka bilang mencuri? Mereka pencuri? Whooooaaa..ada pencuri di mobilku! Tapi mereka juga bilang tentang pernikahan. Menikah memang harapan dan cita2 sepasang kekasih tapi masa iya menikah dengan uang hasil curian? “Mau sampai kapan aku menunggumu kaya berduit banyak hah?! Menurutku kamu beruntung aku tidak meninggalkanmu! Aku cantik dan seksi! Semua cowok akan tertuju padaku! Hal gampang untuk pergi darimu! Kalau kita tidak menikah sekarang aku akan pergi!” Uruha berkoar-koar. Sangat membingungkan manusia satu ini. Sebenernya dia mencintai Aoi gak sih? Kalo iya kok bilang mau ninggalin Aoi? Huuuft aneh.

Aoi terdiam dia memandang lama Uruha. Dan lalu Aoi memegang kedua pipi Uruha. Lalu menciumnya hangat, pelan, lembut. Uruha membalas ciuman itu dan memeluk Aoi. “Aku mencintaimu. Selalu.” Aoi berkata. Benar2 romantis. “Aku juga. Lebih baik kita kembalikan uang itu sayang.” Uruha berkata. Mungkin dia sudah insyaf dan tahu perbuatannya. “baiklah kita kembalikan uang ini. Pak supir tolong bawa kita ke perumahan Jewels saja.” Aoi menyuruhku ke perumahan Jewels. Dan segera ku lajukan taksiku kesana. Kulihat dari spion dalam Uruha dan Aoi bercerita macam-macam sungguh menyenangkan.

Seusainya mengantar pasangan itu aku berniat pulang benar2 pulang. Karna malam makin larut juga. Tapi kulihat dua orang melambai kearahku. Mereka baru keluar dari bar. Cowok yang berwajah uke menopang si seme. Si seme terlihat mabuk. Aku berhenti di depan mereka “Tolong antar kami ke hotel Stargazer pak!” si uke berkata ngos-ngosan. Akhirnya kupersilahkan mereka masuk. Dan akan kuantarkan ke hotel itu. Mereka masuk. “Sagachi, sadar donk~” si uke menggoyang badan si seme bernama Saga itu. Saga malah memeluk si uke. “Shou~ wangimu enak.” Saga malah bilang begitu ke ukenya yang bernama Shou. Muka shou memerah. Saga membuka bajunya. Apa!!! membuka bajunya!!!!!??? “Saga hentikan! Sadar saga!” shou semakin memerah. Lalu saga terdiam. Tanpa pakaian dia sangat terlihat keren. “Aku tahu kok kamu pasti mau kan?” Tanya Saga ke Shou. Shou terdiam dia menunduk. Saga memeluk shou. Tangan saga mengelus punggung shou mesra penuh gairah. “Sagaa~” Shou menggelinjang geli. Saga melepas celananya. Apaaa?! Lepas celana!??! Mereka benar2 tidak sadar kalau ada aku ya? Saga mencium bibir shou, dan melepas celana shou. Segera dia tempelkan juniornya ke lubang Shou. “Saga! Cukkuup!” Shou memberontak kecil tapi Saga tetap melanjutkan aktivitasnya. Lalu terdengarlah erangan2 yang buat aku jadi merinding mendengarnya. “Aaah sagaachii!”, “Uuuh Shou kau terlalu enaak..” , “Terus, masuk, lebih dalam!” dan lain dan lain. Dan akhirnya sampai sudah di hotel stargazer. Mereka memakai baju mereka dan memberi uang 2 x lebih dari yang di argo. “Terima kasih pak.” Shou memberi uang dan mengucapkan terimakasih secara tulus. Terlihat bahagia tersirat di wajah halusnya. Aku tersenyum dan menggeleng.

Sudah banyak uang dan cerita yang bisa ku bawa pulang. Adikku pasti sangat senang mendapat uang dan cerita dariku.

-Nao the Taxi Driver-

~Owari~

No comments:

Post a Comment