Sunday, February 12, 2012

How Much I Hate you?

How Much I Hate you?

Artist : Alice Nine

Pairing : Saga X Shou

Age : 17+

Seorang lelaki berkulit putih, tinggi dan kurus sedang sibuk mengangkat barang2nya ke apartemen barunya. Namanya Saga, dia seorang guru. Guru matematika yang paling tampan yang pernah ada. Dia dipindah tugaskan kesekolah baru ini. Dia pindah apartemen agar lebih dekat. Dia juga memilih apartemen yang sepi dan tenang karena dia susah untuk berkomunikasi. Dia mengajar dengan singkat dan tegas dia susah didekati jadi para murid merasa takut dan tidak mengobrol dengannya. Meskipun sikapnya terlihat tidak menyukai orang itu tetap saja dia digandrungi gadis2, walaupun dia susah senyum sekalipun senyum hanya untuk formalitas dia tetap menerima paling banyak coklat di hari Valentine. Saga termenung melihat apartemen barunya. Dia menyalakan rokoknya dan merokok di balkon. Dia merasa tenang dan damai, balkon apartemen barunya menghadap laut dia sangat menikmati pemandangan itu. Saat rokoknya sudah mulai habis , dia mendengar pintu apartemennya diketuk. Saga mendengus dia pasti harus memasang muka yang ramah dan dia merasa dia tidak bisa. Saga membuka pintu apartemennya.

“Selamat siang! Tetangga baru!” lelaki yang mengetuk pintu itu menyapa dan menyodorkan jeruk. Saga memandangnya heran.

“Aaah, iya selamat siang tetangga baru juga.” Sapanya balik dan tersenyum seadanya. Saga memandang lelaki didepannya lama. Mereka saling pandang dalam diam.

“Ehm, yasudah kalau begitu..” Saga berkata dan menutup pintu.

“EEEIIITS!” lelaki itu menahan pintu. Saga memandangnya heran. “Ada apa lagi?” saga bertanya malas.

“Mana soba pindahannya?” lelaki itu bertanya polos. “HAAAAAAH?!” Saga merespon heran. Lelaki itu menunggu dengan mata penuh harap.

“Anoo, sobanya aduuh aku lupa buat bagaimana kalau kita makan jeruk darimu saja?” saga menjawab. Dia merasa seperti orang bodoh. “APAAA?! AKUU LAPAAAAR! AKU KIRA KAU SUDAH SIAP PINDAHAAANN!” lelaki itu berteriak histeris.

“Aku memang sudah siap pindahan kok.” Saga menjawab enteng.

“Apaaan?! Kau belum menyiapkan soba pindahanmu!” lelaki itu menjawab penuh kekecewaan. Saga merasa kesal dibuatnya.

“Masuk saja dulu! Akan kubelikan soba didepan apartemen!” saga mempersilahkan dengan galak. Tetapi lelaki itu merasa senang dipersilahkan masuk.

Lelaki itu memandang sekeliling. Dia melihat banyak kardus yang belum dibuka. “Semua perlatan masak belum ku bongkar. Cuma ada dispenser dan pisau2.” Saga berkata seraya mengambil jaketnya. “Ambil minummu sendiri ya. Aku kedepan membelikanmu makanan.” Kata saga lagi. Lelaki itu mengangguk “Orang yang tidak sopan.” Gerutunya.

<3~<3~<3~<3~<3~<3

Selang beberapa menit saga pulang. Dia melihat lelaki itu masih ada. “Selamat datang!” sapa lelaki itu bersemangat. Tapi saga diam saja. “Kau tidak terbiasa bilang ‘aku pulang’ ya?” Tanya lelaki muda itu. “Ya, buat apa ngomong sendiri. Toh nggak ada yang akan menyahutinya.” Jawab saga super enteeeeng. Lelaki muda itu diam. “Aku belikan yakisoba. Makanlah.” Saga menyodorkan yakisoba dan piring. Lelaki muda itu dengan mata yang penuh semangat membuka bungkusan makan siangnya. Dia langsung memakan yakisobanya “Ittadakimasu!~” teriaknya. Saga melihat lelaki muda itu makan. Saga merasa dia menjadi aneh. Saga merasa dirinya jadi merasa sangat nyaman. Dia merasa bisa senyum kapan saja.

“Enak?” Tanya saga pelan. Lelaki itu mengangguk. “Aku sangat jarang makan.” Ujar lelaki muda itu. Saga menoleh kearahnya penuh keingintahuan. “Aku hidup sendiri disini. Aku bersekolah di SMA dsini karena beasiswa. Aku hidup sendiri disini, setiap bulan dapat kiriman uang dan kadang2 sayur dari orangtuaku di desa. Aku tidak bisa main2 ke mall2 atau game centre seperti teman2ku yang lain. Aku heran kenapa mereka bisa punya banyak uang. Haha. Ternyata orang tua mereka kaya. Aku, aku sudah sangat senang bisa sekolah di SMA itu tanpa biaya. Dan sekarang aku bekerja paruh waktu di toko kaset. Hari2ku sangat melelahkan. Aku sangat memanfaatkan hari libur seperti ini untuk beristirahat. Kalau aku memang ada uang lebih aku akan pergi kepasar membeli beberapa buku.” Lelaki itu bercerita panjang lebar. Tapi Saga mendengarkan dengan seksama. “Uhm, aku juga hidup sendirian. Orangtuaku di luar negeri dan aku sudah cukup tua untuk hidup sendiri.” Saga juga memulai ceritanya. “Apa pekerjaanmu?” Tanya lelaki itu. “Guru, guru matematika.” Jawab Saga. Lelaki itu kaget, dia langsung segera menghabiskan yakisoba dan minumannya dan berdiri izin pulang. “AAAnoo..terimakasih untuk semuanya. Semoga kita menjadi tetangga yang rukun. Saya pulang dulu, terimakasih.” Lelaki itu bersikap aneh dan berlari ke kamar apartemennya di sebelah kamar apartemen saga. Saga melihatnya heran dan terkejut dia menjadi sangat berubah. “Padahal, padahal aku belum tanya siapa namanya..” Bisik Saga.

<3~<3~<3~<3~<3~<3

Keesokan harinya Hari senin. Saga harus segera berangkat kerja. Dia akan dijemput temannya sewaktu masih di Amerika. Temannya ini juga seorang guru, guru bahasa jepang di SMA ini yang menjadi tempat kerja Saga. Namanya Tora. Saga mengambil tasnya dan keluar menutup pintu apartemennya. Dia memandang pintu kamar apartemen sebelahnya. Kamar lelaki muda kemarin. Hanya memandang saja, sehabis itu ia segera turun menemui Tora.

Sekolah baru ini asri bukan main. Saga sangat suka cuaca dan suasananya. Guru2nya juga banyak guru muda yang sopan. Dia merasa senang. “Saga sensei, ini jadwal anda.” Guru muda yang cantik bernama Madoka memberikannya setumpuk kertas. “ terimakasih Madoka sensei.” Jawab saga dan tersenyum seadanya. Saga melihat jadwalnya. Sebentar lagi dia harus masuk kelas. “Ehm, kelas 11-5..” Saga bergumam dan bergegas keruangan kelas tersebut.

Suara riuh rendah kelas itu terdengar. Murid2 didalamnya berbisik heran, “Guru baru ya?”, “Tampannyaa…”, “mengajar apa ya?” semua itu kalimat yang dilontarkan murid2 itu. Kecuali satu lelaki yang duduk di pojok kanan baris ke tiga. “HUWAAAAAA!” lelaki itu berteriak setengah tertahan. Tapi saga mendengarnya. Dia memandangi lelaki itu. Tidak salah lagi dia lelaki di kamar sebelah. Saga terlihat sedikit tersenyum. Dia senang mengetahui kalau lelaki itu muridnya. Dia berharap bisa menghabiskan waktu lebih lama dengan lelaki itu.

“Ehm, baiklah. Nama saya Saga. Saya guru matematika baru kalian.” Saga memperkenalkan diri. Semua murid bertepuk tangan. Tapi saga melihat lelaki tetangganya itu tidak terlihat senang. Lelaki itu menutupi mukanya dengan rambut. “Saya ingin tahu nama kalian. Maka saya akan mengabsen kalian.” Saga berkata. Saga mengabsen mereka. Saga menunggu dia memanggil nama lelaki tetangganya itu. Tapi dari absen 1-20 anak itu tidak mengangkat tangan. “Shou..” saga memanggil. Dan lelaki itu mengangkat tangan tanpa melihat Saga. Saga berusaha senyum seikhlas mungkin. Tapi lelaki bernama Shou itu tak memandangnya sama sekali. Saga seperti tersentak “Kenapa dia sangat berbeda? Kenapa diakhir pertemuan kemarin dia sangat berubah? Awalnya dia sangat menyenangkan tapi kenapa dia begini?” Saga membatin. Saga merasa tidak lagi semangat dia mengajar seperti biasanya. Tegas dan singkat.

Bel istirahat berbunyi. Saga akan kemballi ke kantor guru, dia melihat Tora berjalan ke arahnya. “Mau lihat kelasku tidak?” Tanya Tora. “Kelas apa maksudnya?” jawab Saga. “Aku ini wali kelas bodoh!” bentak Tora. “Kelas apa yang kamu pegang?” Tanya Saga. “11-5”

Saga dan Tora masuk kelas 11-5. Kebiasaan Tora dia masuk di istirahat kedua di jam segini. Saga pikir itu memang kewajiban seorang wali kelas. Tapi ternyata Tora mempunyai maksud tersembunyi. Saga dan Tora duduk di bangku guru. Tora memanggil Hiroto ketua kelas dan Shou wakil ketua kelas. Saga berusaha bersikap biasa saja tapi mukanya sudah memerah saat melihat Shou. Saga memalingkan wajah ke Tora. Saga terkejut. Muka Tora juga memerah. Saga melihat tatapan Tora ke Hiroto si ketua kelas. Saga berfikir macam2. Tapi Saga diam saja.

<3~<3~<3~<3~<3~<3

Saga dan Tora pulang. Di mobil mereka mengobrol ringan, Tora bertanya bagaimana sekolahan itu dan bagaimana murid2nya. “Anak itu. Shou. Rumahnya di kamar apartemen di sebelah kamarku.” Kata Saga. Tora mengangguk, “Aku tahu kok. Shou itu teman baiknya Hiroto.” Jawab Tora. “Anoo..ehm..” Saga ingin membicarakan tentang Hiroto dan Tora. “hehehe, ketahuan ya..” Tora tertawa. Saga memandangnya heran. “Aku menyukainya.” Tora berkata mengagetkan Saga. “Aku suka, sayang dan aku mencintainya.” Ujar Tora lagi. Saga semakin kaget. “Menjijikan? Seorang guru lelaki menyukai, menyayangi, mencintai murid lelakinya?” Tora berkata berat. “Nggak juga.” Jawab Saga. Tora memandang Saga. “Kau?” Tora memandang heran dan berkata seperti itu pada saga. “APAAAAN?! JANGAN BERFIKIR YANG BUKAN2 YA!?” Saga salah tingkah. Tora tersenyum melihat respon Saga. “Aku, aku ingin memilikinya, si Hiroto itu.” Tora berkata penuh tekad.

Saga menaiki tangga menuju kamar apartemenya. Dia melihat Shou baru keluar kamarnya. “Eh?” Shou kaget melihat Saga. “Hai. Sudah sore mau kemana?” Tanya Saga. “Kerja.” Jawab Shou singkat. Saga merasa Shou menjauhinya. Saga merasa Shou terlalu berubah. “Hati2 saja.” Ujar Saga. Shou hanya mengangguk dan berlari turun.

<3~<3~<3~<3~<3~<3

Sudah 3 hari Saga mengajar di sekolah itu. Dalam 3 hari itu dia baru bertemu dengan Shou dikelas sekali saja. Hari ini ada pelajarannya di kelas Shou. Dia merasa terlalu bersemangat. Tapi, saat Saga mengajar di kelas itu. Shou malah tidak masuk sekolah. Saga sempat merasa sedih. Tapi dia harus bersikap normal.

Sudah seminggu sejak hari itu. Setiap ada pelajaran matematika Shou tidak pernah masuk sekolah. Saga mulai merasa heran. Dia berniat ke apartemen Shou.

<3~<3~<3~<3~<3~<3

Saga memperlambat langkahnya. Dia datang 1 ½ jam sebelum Shou berangkat kerja. Saga mengetuk pintu apartemen Shou. Tidak langsung terbuka. Tapi pada akhirnya Saga melihat Shou. “Aku menjengukmu.” Ujar Saga. Dia merasa sangat senang bisa melihat Shou. “Aku tidak apa2.” Jawab Shou singkat. Saga memandang Shou lembut. “Aku datang memberikan catatan dan latihan yang harus kau pelajari.” Saga berkata. “Tidak perlu.” Shou menjawab. Saga heran setengah mati dengan sikap Shou. “ada apa shou?” saga bertanya lembut. Shou terkejut mendengar suara Saga yang lembut begitu. Saga juga kaget kenapa dia selembut itu pada shou. Saga bukan orang yang suka mengasihi dia juga tidak pernah jatuh cinta, terakhir kali dia memacari wanita bule saat dia masih sekolah di Amerika. Shou masuk kedalam apartemennya, Saga mengikuti. “Aku tidak apa2.” Shou mengulang perkataanya. “Kalau tidak apa2 kenapa kau menjadi begini?” saga tidak tahan bertanya seperti itu. “Memang salah! Ini hidupku! Terserah aku mau bagaimana!” shou membalas dengan nada tinggi. Saga merasa sedih. “Kau kenapa hah?! Kenapa Shou! Aku mulai berfikir kalau aku menyukaimu! Tapi kenapa kau menjauhiku!!” saga menggoyangkan badan Shou. Shou terguncang, hatinya juga. Air mata jatuh kepipinya. “Kau pikir salah siapa aku berubah! Itu salahmu! Seandainya kau tidak seorang guru! Seandainya kau bukan guru matematika!” shou memukul dada Saga. Saga memeluk shou erat. Shou kaget bukan main. “Dari awal aku tahu kalau aku akan mencintaimu.” Saga berujar. Shou menangis. “Aku membenci guru matematika.” Shou bergumam. “Kau boleh membenci guru matematika, tapi kau tidak boleh membenciku.” Saga berkata. Dipelukannya saga membelai rambut Shou. Diciumnya kening Shou. Membuat Shou luluh dan membalas pelukan Saga. “Kalau aku bukan guru matematika, maukah kau menjadi kekasihku?” saga bertanya lembut. “Aku..dari awal aku mencintaimu. Aku tahu aku sedih mengetahui dirimu adalah guru matematika. Tapi aku sepertinya bisa mengerti. Aku sungguh mencintaimu dari awal. Tapi, maukah kamu menerimaku sebagai kekasihmu dari awal lagi?” Shou bertanya tidak kalah lembut. “Hahaha..aku selalu mencintaimu. Kita mulai dari awal lagi.” Saga memeluk erat shou. Saga pelan-pelan mendorong Shou ke tempat tidur. Saga menciumi Shou dari bibir shou hingga perut shou. Dan malam itu tidak akan dilupakan oleh mereka berdua.

<3~<3~<3~<3~<3~<3

Saga tertidur di kamar Shou. Handphone saga bergetar. “Halo..” saga menjawab berat. “Kaaauuu! Kau tahu tidak? Aku sudah berpacaran dengan Hiroto looooh!” suara Tora berteriak kegirangan terdengar. Shou menggeliat dipelukan saga. Shou menatap saga heran. “Siapa?” Tanya shou. “Tora..” jawab saga sambil tersenyum. “AAaah tora sensei pacaran sama Hiroto ya?! Selamaaat yaaa..” Shou berteriak keras. “Eh, kok ada suara Shou?” Tanya Tora heran. “Aku sedang dikamarnya.” Jawab Saga enteng. “EWEEEEHHH!” Tora kaget. “Aku juga baru saja pacaran dengan Shou.” Terang Saga.Tora diam, hening yang cukup lama Dan akhirnya mereka tertawa keras bersama.

<3 owari <3

No comments:

Post a Comment